Daerah aliran sungai Nil di Afrika Utara merupakan tempat perkembangan peradaban Mesir Kuno. Sekitar 6000 SM, masyarakat Pra-Kerajaan Mesir
(sebelum sistem monarki didirikan di Mesir) sudah mampu bercocok tanam
dan menggembalakan ternak. Usaha komunikasi visual awal dapat teramati
dari simbol-simbol yang terdapat pada gerabah dari Gerzeh, sekitar 4000 SM, yang menyerupai aksara hieroglif Mesir Kuno. Mortar mulai digunakan sejak 4000 SM, dan tembikar glasir bening mulai diproduksi sejak 3500 SM. Rumah sakit atau pusat pelayanan medis didirikan sekurang-kurangnya sejak 3000 SM.
Bukti arkeologis mengindikasikan keberadaan manusia di kawasan barat daya Mesir, dekat perbatasan Sudan, sekitar 8000 SM. Sejak sekitar 7000 SM sampai 3000 SM, iklim Sahara
lebih lembab daripada kini, sehingga memungkinkan kegiatan bercocok
tanam di tanah yang kini telah gersang. Perubahan iklim setelah 3000 SM
menyebabkan proses kegersangan secara berangsur di kawasan tersebut.
Sebagai dampak dari perubahan tersebut, suku-suku kuno penghuni Sahara
terdesak untuk pindah ke daerah sekitar sungi Nil
sekitar 2500 SM. Di sana mereka mengembangkan ekonomi agraris serta
sistem masyarakat yang lebih kompleks. Suku yang sudah sejak lama
mendiami pinggiran sungai Nil juga telah mengembangkan masyarakat mereka
secara mandiri. Hewan ternak sudah diimpor dari Asia antara 7500 SM sampai 4000 SM.
Bangsa Mesir Kuno dikenal karena sejumlah prestasi dan penemuan dalam sejarahnya, di antaranya pembangunan piramida kolosal mereka, ilmu bedah kuno, ilmu matematika,
dan transportasi dengan perahu. Kebangkitan dinasti-dinasti Mesir
dimulai setelah bersatunya Mesir Hulu dan Hilir sekitar 3200 SM, dan
berakhir sekitar tahun 340 SM, saat dimulainya kuasa Dinasti Akhemeniyah atas wilayah Mesir. Kerajaan Mesir dipimpin oleh penguasa monarki bergelar firaun. Pada puncak kejayaannya, kerajaannya terbentang dari delta sungai Nil hingga gunung Jebel Barkal di Sudan.
Masyarakat Mesir Kuno bergantung pada keseimbangan sumber daya alam dan manusia, terutama irigasi sungai Nil yang membantu pertanian mereka. Bangsa ini dikenal sebagai pengguna tulisan hieroglif, pembangun piramida, kuil, dan pemakaman bawah tanah, serta pengguna kereta perang
sebagai pendukung kekuatan militernya. Ada perbedaan besar pada kelas
dalam masyarakatnya. Sebagian besar anggota masyarakatnya merupakan petani
namun mereka tidak berhak atas hasil pertanian yang mereka usahakan.
Hasil pertanian merupakan milik negara, kuil, atau keluarga bangsawan
yang memiliki lahan pertanian. Perbudakan juga ada, namun aplikasinya pada masyarakat Mesir Kuno masih belum jelas.
0 komentar:
Posting Komentar