.

.

.

Senin, 01 Juli 2013

16,6 Juta Pelajar Terima Beasiswa Miskin

Setelah lama menghitung-hitung, pemerintah akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Kenaikan itu berlaku sejak Sabtu 22 Juni. Sebagai kompensasi pemerintah menyiapkan dana Rp29,4 triliun untuk masyarakat miskin.

Dana terbesar berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, yakni Rp9,7 triliun. Lalu disusul Bantuan Siswa Miskin (BSM) Rp7,5 triliun, Program Infrastruktur Dasar Rp7,25 triliun, Program Beras Miskin Rp4,3 triliun, dan tambahan untuk Program Keluarga Harapan Rp700 miliar.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, beasiswa miskin akan diberikan kepada 16,6 juta siswa dengan rincian Rp450 ribu per tahun untuk siswa SD sederajat, Rp750 ribu untuk SMP, Rp1 juta untuk siswa SMA. Dana ini masih ditambah bantuan buku, seragam, dan alat tulis dengan besaran Rp200 ribu per anak.

Tentu saja, anggaran ini tidak sedikit. Uang triliunan rupiah ini harus dikelola dengan baik agar tepat sasaran. Apalagi, ada kecemasan publik soal isu korupsi yang sempat melanda jajaran kementerian pendidikan ini. "Tidak usah khawatir, kami punya mekanismenya," kata Nuh.

Lalu, bagaimana sebetulnya mekanisme bantuan itu? Berikut petikan wawancara Menteri Nuh di Padang, Ahad, 23 Juni 2013 soal program kompensasi di bidang pendidikan itu.

Di tengah isu korupsi di Kemendikbud beberapa waktu lalu, banyak yang khawatir soal penyaluran dana BSM ini. Bagaimana cara Anda mengamankannya?Ini kan dana masuk dari Kementerian Keuangan langsung ke kabupaten/kota dan sekolah-sekolah lewat PT Pos. Kami hanya menetapkan, bukan membelanjakan. Jadi uangnya kami punya uang, tapi tidak memegangnya.

Siapa saja yang terima beasiswa miskin ini?Itu diambil dari data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Kami ambil 40 persen dari struktur terbawah. Itu yang ketemu 15,5 juta Rumah Tangga Miskin. Dari 15,5 juta RTM itu sudah ada namanya, bapaknya siapa, ibunya siapa, alamatnya di mana, anaknya siapa, usia anaknya berapa saja. Nah, sekarang dari usia anak ini kami ambil di bawah 18 tahun.

Kenapa di bawah 18 tahun, bukan 20?18 itu lah usia SMA. Usia paling telat. Sehingga kami ambil usia di bawah 18 berapa anak. Kami masukkan dalam sistem kami. Karena kami punya data pokok pendidikan. Kami punya data siswa sekolah A, sekolah B, dan sekolah C. Kami cocokkan dengan data RTM. Ini anak alamatnya di mana, anaknya siapa. Kalau sudah cocok, kami baru tetapkan.

Kalau yang tidak ada di data sekolah?Kalau tidak ada berarti dia tidak sekolah. Ya tidak dapat. 

Setelah ditetapkan, langsung kami kasih data itu ke Kantor Pos, dan uangnya dari Kementerian Keuangan dikirim ke Kantor Pos. Nanti Kantor Pos bikin rekening atau virtual account, sehingga uang ini langsung masuk rekening anak.

Jadi saya tidak pegang uang sama sekali. Dari Kementerian Keuangan langsung masuk PT Pos dan langsung diambil anak-anak. Ini datanya lintas kementerian?Iya. Ini lintas kementerian. Ini koordinasi di bawah Wapres. Kemendikbud ada, Kemenag ada, dan Kemensos. Semua itu.  Urusan data ini yang paling mahal. Bukan rupiahnya. Program ini bisa sukses kalau data sahih.

Apakah data sekarang sudah sahih?Secara umum oke. Tapi kalau ada penyimpangan sedikit, ya wajar karena ini data 2011. Tak mungkin bikin data baru sekarang. Jadi pada 2012 sensus dilakukan berdasarkan data 2011. Bisa jadi anak ini dulunya ada sekarang sudah meninggal. Ini bisa jadi. Atau bisa jadi dulu tidak masuk daftar orang miskin, sekarang orang tuanya kecelakaan meninggal, jadi miskin.

Bagaimana cara penyesuaian data itu dengan keadaan sekarang?Karena itu kami punya buffer. Buffer ini jumlahnya 875 ribu anak. Buffer ini dipakai yang dua tahun lalu anaknya tidak masuk dan saat ini berubah. Itu yang kami tambahkan. Kalau yang dulunya dapat dan sekarang jadi kaya, tak apa-apa itu.

Itu tak begitu jadi persoalan. Yang jadi persoalan kalau dulu kaya sekarang jadi miskin. Tapi saya kira sekaya-kayanya itu, kalau dulunya miskin paling tambahnya sedikit. Kecuali yang tiba-tiba dapat istri kaya-raya. Hehe.

Bagaimana jika ada anak benar-benar miskin malah tidak dapat BSM?Tinggal lapor ke sekolah terkait dengan membawa data atau surat keterangan miskin dari kelurahan. Atau bisa juga ke kantor pos. Ini semua bisa.

Mengapa Anda tetapkan penerima beasiswa miskin ini 16,6 juta anak? Selain data itu apa pertimbangan Anda?Jadi begini, relatif amannya kemiskinan itu kan 11 persen. Nah data ini ambilnya jauh di atas itu, 40 persen. Sehingga bukan saja pas di garis kemiskinan, tapi jauh di atasnya.

Ini artinya kalau ada dinamika penurunan daya beli atau inflasi tinggi, orang-orang yang dekat dengan garis kemiskinan masih bisa dicover. Sangat tidak adil kalau yang dicover cuma 11 persen. Ini yang di atasnya kena sedikit langsung jatuh. Di situlah yang kita cover. Tidak hanya BSM, ada PKH, ada Raskin, BLSM, dan program infrastruktur.

Target pencairan kapan?Minggu keempat Juli. Itu sudah bisa dicairkan.

Mengapa Juli?Karena mulai tahun ajaran baru tanggal 15. Itu kami siapkan minggu keempat Juli sampai minggu kedua Agustus itu cair. Sehingga pas Lebaran anak-anak itu terima BSM.

BSM akan diberikan kepada 16,6 juta siswa dengan rincian Rp450 ribu per tahun untuk siswa SD sederajat, Rp750 ribu untuk SMP, Rp1 juta untuk siswa SMA. Tidak cuma itu, adik-adik kita yang kurang beruntung ini masih menerima bantuan operasional Rp200 ribu per anak.

Jadi kalau ada keluarga miskin punya tiga anak yang sekolah di SMA, SMP, dan SD mereka dapat Rp1,2 juta, Rp950 ribu, dan Rp650 ribu. Itu Rp2,8 juta. Ditambah lagi kalau dia dapat PKH Rp1,8 juta. Ditamnbah BLSM Rp150 ribu sebanyak dua kali. Ditambah Raskin 15 kg.  Sudah lumayan membantu.

Apa Anda tidak takut membagi BSM jelang Lebaran. Jangan-jangan uangnya buat foya-foya anak?Ya kami ingatkan. Tapi kalau anak yang benar, terima Rp450 ribu diarahkan untuk kebutuhan sekolah, seperti sepatu, sepeda. Kalau ada satu dua yang beli permen ya tak apa lah. Dia kan sudah lama tak beli permen.

Tapi secara umum kalau kita bicara data yang jumlahnya 13,5 juta itu ada 100 ribu yang tak sesuai harapan. Itu pasti ada.  Selalu ada. Karena kita tidak semua sempurna. Kalau kita bicara statistik, kurva normal selalu ada kanan dan kiri yang menyimpang, dan itu tak apa. Kan yang kami pegang yang mayoritas di tengah ini. Itu yang kami kawal.

Selain BLSM atau beasiswa miskin ada kompensasi lain di bidang pendidikan?
Ada. Ada Bidik Misi, beasiswa untuk mahasiswa miskin. Ini porsinya juga ditambah 8.900 anak. Ini untuk anak baru. Jadi karena peminat yang baru ini luar biasa.

Pembagian kuotanya bagaimana?Saya belum lihat. Tapi mustinya kita lihat dari pendaftar yang paling banyak itu dari mana saja. Tentu nanti ada proporsi masing-masing wilayah.

Jadi kalau dulu di awal-awal banyak kampus yang tidak bisa nyerap, sekarang ini jumlah peminatnya luar biasa. Mungkin karena belum ada sosialisasi dengan baik. Karena itu kami ingin tambah lagi 8.900. Tapi ini termasuk swasta. Tahun lalu swasta juga ada.

Kuota swasta berapa?Kalau tahun lalu 2000 mahasiswa. Nah tahun ini akan ditambah lagi paling tidak jadi 3.000an mahasiswa. Karena kan adik-adik kita banyak yang di swasta.

Dana kompensasi BBM itu lebih banyak untuk BSM atau Bidik Misi?Ya jauh lebih banyak BSM. Sangat jauh. Bidik Misi cuma Rp54 miliar. Karena kan begini, orang tak mungkin jadi mahasiswa kalau SD-nya gak lulus. Jangankan mahasiswa, masuk SMP pun tidak bisa kalau SD-nya gak lulus.  Jadi yang wajib, yang bawah ini yang harus kita amankan betul. Sehingga wajib belajar 9 tahun ini harus benar-benar jalan. Apalagi kami berencana menaikkan jadi SMU. Ini harus kita kawal betul.

Sehingga dana Rp7 triliun ini lebih banyak ke Dikdas dan Dikmen. Kami ingin betul angka drop out ditekan. Kami juga telah memiliki Posko Drop Out yang akan mengejar anak-anak putus sekolah agar bisa melanjutkan lagi. Ini seperti yang saya rekomendasikan agar setiap daerah ada gerakan anti DO, terutama untuk kalangan miskin 20 persen struktur pertama dan 20 persen struktur berikutnya. Kalau sisanya, yang anaknya orang kaya gampang itu. Yang berat itu kan yang bawah-bawah ini.

Itu anggarannya dari mana?Itu Kemendikbud kolaborasi dengan kabupaten/kota.

Soal kurikulum 2013 persiapannya bagaimana Pak?Alhamdulillah persiapan bagus. Kami sedang menyiapkan penyegaran narasumber, lalu ke struktur nasional, setalah itu masuk ke inti dan ke guru sasaran. Yang penting semua  proses persiapan selesai sebelum 15 Juli.

Perbedaan apa yang paling mendasar pada kurikulum baru dengan sebelumnya?Ada banyak sekali. Tapi paling tidak pada kurikulum baru ini banyak ditonjolkan akhlak, kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Setiap orangtua ingin anaknya pintar, jenius, dan memiliki IQ di atas rata-rata. Namun, itu saja tidak cukup. Bila tak dibarengi dengan pendidikan akhlaq, kepintaran yang dimiliki bisa mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

Orang pintar saat ini sudah banyak. Tapi, orang pintar yang jujur, baik, dan punya tata krama itu yang defisit. Kita ingin punya penerus bangsa yang pintar tapi sikapnya juga bagus, sopan santunnya juga bagus. Atas dasar inilah kami susun Kurikulum 2013.

Bagaimana distribusi buku untuk kurikulum baru ini?Sebagian sudah dikirim, Aceh sudah dikirim. Pencetaknya PT Sarana Karya, di Bandung. Sudah mengirim ke provinsi-provinsi jauh. Mereka memperkirakan satu minggu lagi sudah sampai sekolah. Yang belum tinggal yang dekat-dekat, seperti Jawa Barat.

Soal penambahan jam mengajar bagi para guru bagaimana? Jadi hitungnya begini, beban kerja per minggu itu berapa sih? Kalau begawai-pegawai normal itu kan 34-36 jam per minggu. Yang dapat tunjangan para guru itu ya yang 34 jam. Nah karena itu, yang sekarang ya begini, 24 jam tatap muka yang 10 jam itu persiapannya. Tidak adil kalau totalnya tidak sampai 20 jam kok dia dapat tunjangan profesi.  Tunjangan profesi itu kan sebesar gaji. Jadi kalau gaji Rp2 juta, dapat tambahan profesi Rp2 juta lagi. Kalau ngajarnya sedikit kan namanya seenaknya.

Nah memang di kurikulum 2013 ini, karena pendekatannya berbeda, kerja mandiri guru akan besar. Sehingga dari situlah kita wajibkan Pramuka dalam ekstra kurikuler, termasuk kegiatan-kegiata outdoor lain. Segitiga utuh antara kurikuler, ekstra kurikuler dan, kokurikuler itu satu kesatuan. Maka itu, kegiatan-kegiatan guru yang membina siswa di luar mata pelajaran, seperti guru yang jadi pembina PMR, UKS, Pramuka, kita beri penghargaan sebagai bagian dari 34 jam. Kita tidak menguba. Itu konsep dasarnya.



Sumber: VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar