Setelah lama
menghitung-hitung, pemerintah akhirnya menaikkan harga bahan bakar
minyak bersubsidi. Kenaikan itu berlaku sejak Sabtu 22 Juni. Sebagai
kompensasi pemerintah menyiapkan dana Rp29,4 triliun untuk masyarakat
miskin.
Dana terbesar berupa Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat, yakni Rp9,7 triliun. Lalu disusul Bantuan Siswa Miskin (BSM)
Rp7,5 triliun, Program Infrastruktur Dasar Rp7,25 triliun, Program
Beras Miskin Rp4,3 triliun, dan tambahan untuk Program Keluarga Harapan
Rp700 miliar.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh
mengatakan, beasiswa miskin akan diberikan kepada 16,6 juta siswa dengan
rincian Rp450 ribu per tahun untuk siswa SD sederajat, Rp750 ribu untuk
SMP, Rp1 juta untuk siswa SMA. Dana ini masih ditambah bantuan buku,
seragam, dan alat tulis dengan besaran Rp200 ribu per anak.
Tentu
saja, anggaran ini tidak sedikit. Uang triliunan rupiah ini harus
dikelola dengan baik agar tepat sasaran. Apalagi, ada kecemasan publik
soal isu korupsi yang sempat melanda jajaran kementerian pendidikan ini.
"Tidak usah khawatir, kami punya mekanismenya," kata Nuh.
Lalu,
bagaimana sebetulnya mekanisme bantuan itu? Berikut petikan wawancara
Menteri Nuh di Padang, Ahad, 23 Juni 2013 soal program kompensasi di
bidang pendidikan itu.
Di tengah isu korupsi di
Kemendikbud beberapa waktu lalu, banyak yang khawatir soal penyaluran
dana BSM ini. Bagaimana cara Anda mengamankannya?Ini kan
dana masuk dari Kementerian Keuangan langsung ke kabupaten/kota dan
sekolah-sekolah lewat PT Pos. Kami hanya menetapkan, bukan
membelanjakan. Jadi uangnya kami punya uang, tapi tidak memegangnya.
Siapa saja yang terima beasiswa miskin ini?Itu
diambil dari data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Kami ambil 40 persen dari struktur terbawah. Itu yang ketemu 15,5 juta
Rumah Tangga Miskin. Dari 15,5 juta RTM itu sudah ada namanya, bapaknya
siapa, ibunya siapa, alamatnya di mana, anaknya siapa, usia anaknya
berapa saja. Nah, sekarang dari usia anak ini kami ambil di bawah 18
tahun.
Kenapa di bawah 18 tahun, bukan 20?18
itu lah usia SMA. Usia paling telat. Sehingga kami ambil usia di bawah
18 berapa anak. Kami masukkan dalam sistem kami. Karena kami punya data
pokok pendidikan. Kami punya data siswa sekolah A, sekolah B, dan
sekolah C. Kami cocokkan dengan data RTM. Ini anak alamatnya di mana,
anaknya siapa. Kalau sudah cocok, kami baru tetapkan.
Kalau yang tidak ada di data sekolah?Kalau tidak ada berarti dia tidak sekolah. Ya tidak dapat.
Setelah
ditetapkan, langsung kami kasih data itu ke Kantor Pos, dan uangnya
dari Kementerian Keuangan dikirim ke Kantor Pos. Nanti Kantor Pos bikin
rekening atau virtual account, sehingga uang ini langsung masuk rekening
anak.
Jadi saya tidak pegang uang sama sekali. Dari Kementerian Keuangan langsung masuk PT Pos dan langsung diambil anak-anak.
Ini datanya lintas kementerian?Iya.
Ini lintas kementerian. Ini koordinasi di bawah Wapres. Kemendikbud
ada, Kemenag ada, dan Kemensos. Semua itu. Urusan data ini yang paling
mahal. Bukan rupiahnya. Program ini bisa sukses kalau data sahih.
Apakah data sekarang sudah sahih?Secara
umum oke. Tapi kalau ada penyimpangan sedikit, ya wajar karena ini data
2011. Tak mungkin bikin data baru sekarang. Jadi pada 2012 sensus
dilakukan berdasarkan data 2011. Bisa jadi anak ini dulunya ada sekarang
sudah meninggal. Ini bisa jadi. Atau bisa jadi dulu tidak masuk daftar
orang miskin, sekarang orang tuanya kecelakaan meninggal, jadi miskin.
Bagaimana cara penyesuaian data itu dengan keadaan sekarang?Karena
itu kami punya buffer. Buffer ini jumlahnya 875 ribu anak. Buffer ini
dipakai yang dua tahun lalu anaknya tidak masuk dan saat ini berubah.
Itu yang kami tambahkan. Kalau yang dulunya dapat dan sekarang jadi
kaya, tak apa-apa itu.
Itu tak begitu jadi persoalan. Yang jadi
persoalan kalau dulu kaya sekarang jadi miskin. Tapi saya kira
sekaya-kayanya itu, kalau dulunya miskin paling tambahnya sedikit.
Kecuali yang tiba-tiba dapat istri kaya-raya. Hehe.
Bagaimana jika ada anak benar-benar miskin malah tidak dapat BSM?Tinggal
lapor ke sekolah terkait dengan membawa data atau surat keterangan
miskin dari kelurahan. Atau bisa juga ke kantor pos. Ini semua bisa.
Mengapa Anda tetapkan penerima beasiswa miskin ini 16,6 juta anak? Selain data itu apa pertimbangan Anda?Jadi
begini, relatif amannya kemiskinan itu kan 11 persen. Nah data ini
ambilnya jauh di atas itu, 40 persen. Sehingga bukan saja pas di garis
kemiskinan, tapi jauh di atasnya.
Ini artinya kalau ada dinamika
penurunan daya beli atau inflasi tinggi, orang-orang yang dekat dengan
garis kemiskinan masih bisa dicover. Sangat tidak adil kalau yang
dicover cuma 11 persen. Ini yang di atasnya kena sedikit langsung jatuh.
Di situlah yang kita cover. Tidak hanya BSM, ada PKH, ada Raskin, BLSM,
dan program infrastruktur.
Target pencairan kapan?Minggu keempat Juli. Itu sudah bisa dicairkan.
Mengapa Juli?Karena
mulai tahun ajaran baru tanggal 15. Itu kami siapkan minggu keempat
Juli sampai minggu kedua Agustus itu cair. Sehingga pas Lebaran
anak-anak itu terima BSM.
BSM akan diberikan kepada 16,6 juta
siswa dengan rincian Rp450 ribu per tahun untuk siswa SD sederajat,
Rp750 ribu untuk SMP, Rp1 juta untuk siswa SMA. Tidak cuma itu,
adik-adik kita yang kurang beruntung ini masih menerima bantuan
operasional Rp200 ribu per anak.
Jadi kalau ada keluarga miskin
punya tiga anak yang sekolah di SMA, SMP, dan SD mereka dapat Rp1,2
juta, Rp950 ribu, dan Rp650 ribu. Itu Rp2,8 juta. Ditambah lagi kalau
dia dapat PKH Rp1,8 juta. Ditamnbah BLSM Rp150 ribu sebanyak dua kali.
Ditambah Raskin 15 kg. Sudah lumayan membantu.
Apa Anda tidak takut membagi BSM jelang Lebaran. Jangan-jangan uangnya buat foya-foya anak?Ya
kami ingatkan. Tapi kalau anak yang benar, terima Rp450 ribu diarahkan
untuk kebutuhan sekolah, seperti sepatu, sepeda. Kalau ada satu dua yang
beli permen ya tak apa lah. Dia kan sudah lama tak beli permen.
Tapi
secara umum kalau kita bicara data yang jumlahnya 13,5 juta itu ada 100
ribu yang tak sesuai harapan. Itu pasti ada. Selalu ada. Karena kita
tidak semua sempurna. Kalau kita bicara statistik, kurva normal selalu
ada kanan dan kiri yang menyimpang, dan itu tak apa. Kan yang kami
pegang yang mayoritas di tengah ini. Itu yang kami kawal.
Selain BLSM atau beasiswa miskin ada kompensasi lain di bidang pendidikan?
Ada.
Ada Bidik Misi, beasiswa untuk mahasiswa miskin. Ini porsinya juga
ditambah 8.900 anak. Ini untuk anak baru. Jadi karena peminat yang baru
ini luar biasa.
Pembagian kuotanya bagaimana?Saya
belum lihat. Tapi mustinya kita lihat dari pendaftar yang paling banyak
itu dari mana saja. Tentu nanti ada proporsi masing-masing wilayah.
Jadi
kalau dulu di awal-awal banyak kampus yang tidak bisa nyerap, sekarang
ini jumlah peminatnya luar biasa. Mungkin karena belum ada sosialisasi
dengan baik. Karena itu kami ingin tambah lagi 8.900. Tapi ini termasuk
swasta. Tahun lalu swasta juga ada.
Kuota swasta berapa?Kalau
tahun lalu 2000 mahasiswa. Nah tahun ini akan ditambah lagi paling
tidak jadi 3.000an mahasiswa. Karena kan adik-adik kita banyak yang di
swasta.
Dana kompensasi BBM itu lebih banyak untuk BSM atau Bidik Misi?Ya
jauh lebih banyak BSM. Sangat jauh. Bidik Misi cuma Rp54 miliar. Karena
kan begini, orang tak mungkin jadi mahasiswa kalau SD-nya gak lulus.
Jangankan mahasiswa, masuk SMP pun tidak bisa kalau SD-nya gak lulus.
Jadi yang wajib, yang bawah ini yang harus kita amankan betul. Sehingga
wajib belajar 9 tahun ini harus benar-benar jalan. Apalagi kami
berencana menaikkan jadi SMU. Ini harus kita kawal betul.
Sehingga
dana Rp7 triliun ini lebih banyak ke Dikdas dan Dikmen. Kami ingin
betul angka drop out ditekan. Kami juga telah memiliki Posko Drop Out
yang akan mengejar anak-anak putus sekolah agar bisa melanjutkan lagi.
Ini seperti yang saya rekomendasikan agar setiap daerah ada gerakan anti
DO, terutama untuk kalangan miskin 20 persen struktur pertama dan 20
persen struktur berikutnya. Kalau sisanya, yang anaknya orang kaya
gampang itu. Yang berat itu kan yang bawah-bawah ini.
Itu anggarannya dari mana?Itu Kemendikbud kolaborasi dengan kabupaten/kota.
Soal kurikulum 2013 persiapannya bagaimana Pak?Alhamdulillah
persiapan bagus. Kami sedang menyiapkan penyegaran narasumber, lalu ke
struktur nasional, setalah itu masuk ke inti dan ke guru sasaran. Yang
penting semua proses persiapan selesai sebelum 15 Juli.
Perbedaan apa yang paling mendasar pada kurikulum baru dengan sebelumnya?Ada
banyak sekali. Tapi paling tidak pada kurikulum baru ini banyak
ditonjolkan akhlak, kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Setiap
orangtua ingin anaknya pintar, jenius, dan memiliki IQ di atas
rata-rata. Namun, itu saja tidak cukup. Bila tak dibarengi dengan
pendidikan akhlaq, kepintaran yang dimiliki bisa mencelakakan diri
sendiri dan orang lain.
Orang pintar saat ini sudah banyak.
Tapi, orang pintar yang jujur, baik, dan punya tata krama itu yang
defisit. Kita ingin punya penerus bangsa yang pintar tapi sikapnya juga
bagus, sopan santunnya juga bagus. Atas dasar inilah kami susun
Kurikulum 2013.
Bagaimana distribusi buku untuk kurikulum baru ini?Sebagian
sudah dikirim, Aceh sudah dikirim. Pencetaknya PT Sarana Karya, di
Bandung. Sudah mengirim ke provinsi-provinsi jauh. Mereka memperkirakan
satu minggu lagi sudah sampai sekolah. Yang belum tinggal yang
dekat-dekat, seperti Jawa Barat.
Soal penambahan jam mengajar bagi para guru bagaimana? Jadi
hitungnya begini, beban kerja per minggu itu berapa sih? Kalau
begawai-pegawai normal itu kan 34-36 jam per minggu. Yang dapat
tunjangan para guru itu ya yang 34 jam. Nah karena itu, yang sekarang ya
begini, 24 jam tatap muka yang 10 jam itu persiapannya. Tidak adil
kalau totalnya tidak sampai 20 jam kok dia dapat tunjangan profesi.
Tunjangan profesi itu kan sebesar gaji. Jadi kalau gaji Rp2 juta, dapat
tambahan profesi Rp2 juta lagi. Kalau ngajarnya sedikit kan namanya
seenaknya.
Nah memang di kurikulum 2013 ini, karena pendekatannya
berbeda, kerja mandiri guru akan besar. Sehingga dari situlah kita
wajibkan Pramuka dalam ekstra kurikuler, termasuk kegiatan-kegiata
outdoor lain. Segitiga utuh antara kurikuler, ekstra kurikuler dan,
kokurikuler itu satu kesatuan. Maka itu, kegiatan-kegiatan guru yang
membina siswa di luar mata pelajaran, seperti guru yang jadi pembina
PMR, UKS, Pramuka, kita beri penghargaan sebagai bagian dari 34 jam.
Kita tidak menguba. Itu konsep dasarnya.
Sumber: VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar